INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR PAI SISWA
Sebagai makhluk social, manusia dalam kehidupannya membutuhkan hubungan dengan manusia wide. Hufganan itu tadiri karena manusia menghatkan manusia lainnya, ketika what is done tidak dapat dirkama seorang diri. Kebutuhan yan berbeda trouble and karena saling membuat membuat manusia tenant untuk melijana manusia lainnya selain give personal interests.
Manusia Kecenderungan untuk relakuten birkenat komunikasi dua arah melalui bahasa yang mengagung keidoan dan perbuatan. Karena ada axi dan reaksi, maka interakjapun tadari, karena itu interakja akan taka bila ada relahsan timbre balik antara dua orang atau lebih. [1]
The interaction that takes place around a person's life can be changed into an “interaxi yang edukatif” yakni interaction that consciously aims to change the person's behavior and behavior. Interaksi yang supervision pendidikan ini Dalam dunia pendidikan sebagai sebagai "interaksi edukatif ataubias mebutan dengan Interaktiksi belayar mengangar". [2]
According to Edi Suardi quoted by Sardiman, the characteristics of the interaxi belahar pemanganan antar were as follows: adanya makasi tujuan, adanya plananana desain pelujaan, adanya tetrikan mother, adanya activitas anak didik, adanya berumanuailambaing, adanya maksatin tujaan. [3]
Belajar mengangar essay, pada bahini adalah suatu process interaksi antara guru dan siswa while sarana dan prasaranya merupakan penunjang factor, untuk lain factor dalam tetukada guru factor yang berkepeten and dan berkepribadian, juga tetukada si factor lag. jugajar needs a location factor, yaitu kyangni daktor sistif berkompeten meyangan konative konative meyangan seperti emosi, motivati, sikap, konsept diri, kemandirian belajar. [4] Untuk menunjang prosa belajar kratsebut, it is required that there is an impulsive motivation from both the teacher and other school friends (siswa) for the students to have semangat dalam hal belajar.
In order to build, direct, and motivate the leadership of Chita-Chitakan, the relationship between teacher and student must be educational. Interaksi belayar mengangar ini adalah sebagai suatu processe relason timbal balik yan melikum tujuan specific, yakni untuk mendewasakan anak didik agar later dapat betandi singari. Guru sebagay pembina and pembimbing harus mau and dan dapat menempatkan sishwa sebagay anak didiknya bai atas kepentingan yang wide. [5]
Kegiatan Prosa belajar menajar tidak wide adalah menanamkan sejumla norma componen ke dalam jiva Anak Didik. Semua norma yang belimani mengagung kebidahan yang perlu kibintakan ke dalam jiwa anak didik melalui rolen guru Dalam learning. Guru and Anak Didik Saling Membutuhkan. Guru dengan membina e membimbing anak didik dengan andikan seijumlah ilmu kepada anak didik yang membutuhkan and sebaliknya anak didik ingin belajar dengan dengan menimba seijumla ilmu darii guru. Seperti termaktub Dalam al-Quran QS. At-Tauba: 122 tentang kemulyan minutut ilmu pentahuan, ie
. 1.2 on legitimacy .
"...Menpaga tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka pelebi orang untuk memperdalam didjaniyam mereka tentang agama" (KS. At-Tauba: 122). [6]
Ayat tersebut mendoong individual and group untuk pergi belajar dengan ilmu e dan memperdalam ilmu dijanjani dalam rangka ketakwaan tepagan Tuhan. Salah atunya dapat belajar from lingingan pondok ponderren. Thus the minimum of each group is a Satu who understands the religious knowledge of Sebagai Penuntun Dari Yang Lainnya.
Situasi belajar diseyogyakan dapat sistemat relakan interactive guru-siswa sebagai Stimulus-Response (SR). Menurut Thorndike as Kutip Oleg: S. Nasuction bahwa belajar adalah pemanganan atau penganan peluhanan antara S (stimulus) and R (reaction, reaction). [7] Motivasi belajar siswa ini is marked with several symbols: tekun tekun tugas, ulet tekani, lebih senang bejarja mandiri, senang mencari y pekasi soal-soal. [8th]
Antara S dan R tadadi suatu rupalan ( link ) yang langbuk Erat bila sering dilatih. Oleg sebab itu, the theory of ini South begins the theory of the obligations of the SRs. If S is specified, this is done automatically. Member of Huphangan antara S dan R harus "satisfaction" atau saksati. Saksati race (Misalnya Guru Saimant "Benar") Reinforcement from Merupakan Atau Empaha.
Oleh karena itu, antara stimulus dan respon dalam kegiatan belajar merupakan dua kutub yang beit kausalitas, maka harus sekaran sekaron This creation of a brief atmosphere of learning yang synchronicity is expected to enhance students' motivation, especially when teaching Islam.
[1] Syaiful Bahri Jamarah, Guru and Anak Didik Dalam Interaxi Edukatif, ( jakarta Rineka Cipta, 2001), v.1, no. ten.
[2] Moh Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, ( bandung Remaya Rosdakarya, 2000), this. 11, vol. eleven.
[3] Sardiman AM, Interaxi and Motivasi Belayar Mengajar , ( jakarta Raja Grafindo Persada, 2001), this. IX, edge. 15-17
[4] Muntolia, Consep Diri Positive Penunjang Prestasi PAI, ( semarang Gunung Jati Press and Yayasan al-Qalam, 2002), vol. eleven.
[6] Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya , (Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir al-Qur'an, 1971), p. 301
0 Response to "INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR PAI SISWA"
Posting Komentar